Tanda dan gejala diare pada anak

Diare pada anak merupakan kondisi yang umum terjadi, namun bisa menjadi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Memahami tanda dan gejala diare sangat penting bagi orang tua dan pengasuh agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan mencegah komplikasi seperti dehidrasi. Berikut ini adalah tanda dan gejala diare pada anak yang perlu diperhatikan:

1. Frekuensi Buang Air Besar yang Meningkat:

Salah satu tanda utama diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar. Anak yang biasanya buang air besar satu atau dua kali sehari mungkin tiba-tiba melakukannya lebih sering, misalnya tiga hingga lima kali sehari atau lebih.

2. Konsistensi Tinja yang Lebih Cair:

Tinja anak yang mengalami diare cenderung lebih cair atau berair. Tinja bisa juga berbentuk lembek atau setengah padat, berbeda dengan konsistensi normal yang lebih padat.

3. Perubahan Warna Tinja:

Diare seringkali menyebabkan perubahan warna pada tinja anak. Warna tinja bisa menjadi lebih pucat, hijau, atau kuning tergantung pada penyebab diare. Kadang-kadang, tinja juga bisa mengandung lendir atau darah.

4. Kram Perut atau Sakit Perut:

Anak yang mengalami diare sering kali mengeluhkan kram atau sakit perut. Nyeri ini bisa berkisar dari ringan hingga parah dan biasanya terasa di sekitar area perut atau pusar.

5. Mual dan Muntah:

Diare sering disertai dengan mual dan muntah. Anak mungkin merasa mual sebelum atau setelah buang air besar, dan muntah dapat memperburuk kondisi dengan menyebabkan kehilangan cairan tambahan.

6. Demam:

Demam bisa menjadi gejala yang menyertai diare, terutama jika penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus. Suhu tubuh anak mungkin meningkat, dan mereka mungkin tampak lesu atau kurang bersemangat.

7. Kehilangan Nafsu Makan:

Anak yang mengalami diare sering kehilangan nafsu makan. Mereka mungkin menolak makan atau minum, yang dapat memperburuk risiko dehidrasi.

8. Tanda-Tanda Dehidrasi:

Dehidrasi adalah komplikasi serius dari diare. Tanda-tanda dehidrasi meliputi mulut dan bibir yang kering, mata cekung, kulit yang kering atau tidak elastis, jarang buang air kecil (urin berwarna gelap), serta rasa haus yang berlebihan. Pada bayi, fontanel (bagian lunak di kepala) yang cekung juga merupakan tanda dehidrasi.

9. Iritabilitas atau Lekas Marah:

Anak yang mengalami diare mungkin menjadi lebih rewel atau lekas marah. Perubahan perilaku ini sering kali disebabkan oleh ketidaknyamanan fisik yang mereka rasakan.

10. Penurunan Berat Badan:

Jika diare berlangsung lama atau sangat parah, anak mungkin mengalami penurunan berat badan karena kehilangan cairan dan nutrisi.

11. Darah atau Lendir dalam Tinja:

Adanya darah atau lendir dalam tinja anak bisa menjadi tanda dari infeksi bakteri yang lebih serius atau kondisi medis lain yang memerlukan perhatian medis segera.

Langkah-Langkah Mengatasi Diare pada Anak:

Untuk mengatasi diare pada anak, penting untuk menjaga mereka tetap terhidrasi dengan memberikan cairan tambahan seperti air putih, larutan oralit, atau jus buah encer. Hindari minuman yang mengandung kafein atau gula tinggi. Makanan yang mudah dicerna, seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang (diet BRAT), bisa membantu mengurangi gejala diare. Jika gejala diare berlangsung lebih dari beberapa hari, sangat parah, atau disertai tanda-tanda dehidrasi, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan pengobatan yang tepat.