Skrining darah dapat memberikan informasi penting untuk prediksi potensi dan perkembangan stroke pada seseorang. Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan kematian sel-sel otak. Beberapa tes darah dapat membantu dalam prediksi dan penilaian risiko seseorang terhadap stroke. Berikut adalah beberapa cara skrining darah dapat digunakan untuk tujuan tersebut:
1. Pemeriksaan Profil Lipid: Tes darah untuk mengukur kadar lipid dalam darah, termasuk kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), kolesterol HDL (kolesterol baik), dan trigliserida. Kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah adalah faktor risiko penting untuk aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak pada dinding arteri, yang merupakan penyebab umum stroke.
2. Tes Hematologi: Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/CBC) dapat memberikan informasi tentang jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam darah. Gangguan dalam jumlah sel darah atau komponen darah tertentu dapat memberikan indikasi adanya kondisi yang berhubungan dengan risiko stroke, seperti anemia, polisitemia, atau gangguan pembekuan darah.
3. Pemeriksaan Gula Darah: Pengukuran kadar glukosa dalam darah penting untuk mengidentifikasi risiko diabetes, yang merupakan faktor risiko utama untuk stroke. Diabetes meningkatkan risiko pembentukan plak arteri dan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, termasuk yang menuju ke otak.
4. Tes Fungsi Ginjal: Fungsi ginjal yang buruk dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gangguan metabolik, yang berkontribusi pada risiko stroke.
5. Pengukuran Tekanan Darah: Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah faktor risiko utama untuk stroke. Pengukuran rutin tekanan darah membantu dalam penilaian risiko dan pengelolaan hipertensi.
6. Pemeriksaan Faktor Koagulasi: Tes darah khusus dapat digunakan untuk menilai fungsi pembekuan darah. Gangguan pembekuan darah dapat meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah (trombus), yang dapat menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan stroke iskemik.
Skrining darah ini digunakan sebagai bagian dari evaluasi risiko total seseorang terhadap stroke. Hasil skrining darah ini akan dievaluasi bersama dengan faktor-faktor risiko lainnya, seperti riwayat medis, gaya hidup, dan faktor genetik. Berdasarkan hasil skrining dan penilaian risiko secara keseluruhan, langkah-langkah pencegahan dan manajemen yang tepat dapat direkomendasikan, termasuk perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan, atau tindakan medis lainnya untuk mengurangi risiko stroke. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter secara rutin untuk penilaian risiko dan tindakan pencegahan yang tepat.