Fase yang Dilalui Selama Sakit Demam Berdarah (DBD)

Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. DBD dapat berkembang menjadi penyakit yang parah dan bahkan mengancam jiwa jika tidak diatasi dengan tepat. Fase yang dilalui selama sakit DBD melibatkan perkembangan gejala dan perubahan klinis yang signifikan. Berikut adalah beberapa fase utama dalam perkembangan DBD:

### 1. **Inkubasi:**
– Fase ini dimulai setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Inkubasi virus dalam tubuh biasanya berlangsung selama 4 hingga 10 hari sebelum timbulnya gejala.

### 2. **Fase Febris (Demam):**
– Gejala pertama yang muncul adalah demam tinggi, yang dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kelemahan, dan kehilangan nafsu makan. Fase ini berlangsung sekitar 2-7 hari.

### 3. **Fase Kritis:**
– Setelah fase febris, beberapa pasien memasuki fase kritis yang dapat berlangsung selama 24-48 jam. Pada tahap ini, terjadi perubahan vaskular yang dapat menyebabkan kebocoran plasma, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia), dan peningkatan hematokrit. Gejala dapat mencakup pendarahan dari hidung, gusi, atau kulit, serta munculnya tanda-tanda syok seperti tekanan darah rendah.

### 4. **Fase Pemulihan atau Fase Defervescence:**
– Setelah melewati fase kritis, pasien bisa memasuki fase pemulihan. Demam mulai mereda, dan kebanyakan pasien mengalami pemulihan dalam beberapa hari. Namun, beberapa pasien dapat mengalami fase berkepanjangan yang melibatkan kelelahan dan kelemahan.

### 5. **Kondisi Lanjutan (Jika Tidak Diobati):**
– Jika tidak diobati, beberapa pasien dapat mengalami kondisi lanjutan seperti sindrom syok dengue (DSS) atau sindrom syok dengue yang disertai perdarahan (DHF). Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan organ dan memerlukan perawatan medis yang mendesak.

### Tindakan Medis dan Pencegahan:

1. **Perawatan Rumah Sakit:**
– Pasien DBD sering memerlukan perawatan di rumah sakit, terutama pada fase kritis. Pemantauan ketat terhadap parameter seperti jumlah trombosit dan hematokrit diperlukan.

2. **Rehidrasi dan Transfusi Darah:**
– Pemberian cairan intravena dan transfusi darah dapat diperlukan untuk mengatasi kebocoran plasma dan meningkatkan volume darah.

3. **Pengobatan Simptomatik:**
– Pemberian obat pereda nyeri dan demam, seperti parasetamol, mungkin direkomendasikan untuk meredakan gejala.

4. **Pencegahan Nyamuk:**
– Pencegahan DBD melibatkan kontrol vektor dengan mengurangi populasi nyamuk, menggunakan kelambu berinsektisida, dan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan repelan dan pakaian pelindung.

DBD dapat menjadi kondisi yang serius, dan pencegahan serta deteksi dini gejala penting untuk mengurangi risiko komplikasi. Jika seseorang dicurigai menderita DBD, segera cari bantuan medis untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.